Matahari sore sudah ingin berpamitan kepada seluruh penghuni bumi, Mungkin sambil berpikir, apakah sudah terlaksana dengan baik tugas yang Tuhan berikan padanya hari ini? Meskipun ia mungkin keterlaluan ketika di siang hari, sengatnya membuat orang kepanasan, tapi di sore hari ia terlalu baik. Dilukiskan langit di ufuk barat. Semburat jingga, merah dan ungu.
Seorang wanita duduk memandangi “lukisan” itu dari balik tirai gedung tanpa bosan. Sambil berpikir, bagaimana jika ia yang menjadi matahari? Goresan seperti apakah yang ia buat di kanvas langit? Mungkin cerah berwarna-warni. Tapi, mungkin pula biru dan kelabu. Seperti warna hatinya saat ini.
Dia lebih memilih diam dan menyendiri, barangkali tajamnya sunyi telah menjadi senjata yang tepat untuk dirinya berburu kenangan di belantara ingatan silam. Pada bagian terdalam ingatannya ia kerap memilah pun memilih kepada siapa mesti disuburkan, meski terkadang ia tak mudah mempercayai satu pun diantara mereka. Perlahan ia sadar ada hal yang semestinya harus dikejar dan ada pula yang harus ia kubur dalam-dalam. 

Kejarlah apa yang semestinya dikejar.

Sincerely
Dewi