Showing posts with label Senja di Menara wustha. Show all posts
Showing posts with label Senja di Menara wustha. Show all posts
Sometime, bitter is better
Posted by : Unknown
on 7:30 AM
Memulai sesuatu itu
sendiri ternyata berat.
Tak lebih dari
sekedar karang ternyata hati itu mudah sekali rapuh.
Menapaki setiap
tangga kehidupan seorang diri tanpa mau berbagi dengan yang lain
layaknya bagaikan
hidup sebatang kara.
Tapi, apalah arti
berbagi jika membagi kesedihan dan kepedihan kepada orang lain
hanya akan menambah
beban dan kegundahan sang pendengar,
biarkan hati rapuh
ini yang menahan perih, bekerja bersama fikiran mencoba mencerna setiap hal
yang terjadi, imun negatif,sedih, bahkan luka untuk tidak membiarkan air mata
itu mengalir.
Tidak semua orang
bisa kau jadikan tempat berbagi, dalam senang ia mungkin ikut tersenyum
denganmu tapi tidak berarti disaat duka ia juga bisa bersamamu.
Feel Relief...
Maunya selalu
begitu, tapi hidup tidak semudah yang diharapkan.
Banyak yang
mengatakan, hidup ini indah jika kita nikmati.
Tapi, tak selamanya
kopi asin itu nikmat untuk dinikmati
Begitu juga hidup,
kau berharap manis akan hari-harimu kelak
Perjuangan untuk
bisa membeli gula dan mencampurkannya dalam minuman saja tidaklah mudah.
Bisa saja,gula itu
tumpah sebelum kau mencampurkannya dalam minumanmu, atau bahkan kau
terjatuh bersama
gula itu.
Tidak ada yang tau
kawan, sampai kapan kita mampu berdiri tegak.
Sometime, bitter is
better
~at 09.28 pm 161112
my sweet room
Labels: Senja di Menara wustha 0 Comments
Kala Senja
Posted by : Unknown
on 11:49 AM
Dingin menusuk tulang.
Senja ini, kabut menyelimuti gunung
menjulang tinggi itu sementara sakit dan duka menyelimutiku saat ini.
Yaa..Burung-burung
itu pun kembali ke peraduannya masing-masing, dan ku masih terpana memandang
langit senja kala itu. Surya mulai malu menampakkan dirinya padaku, sementara
itu boneka tuhan masih saja sibuk dengan titah mereka masing-masing.
mmm… sosok itu, mengingatkan aku pada ayah. Sedang apa beliau disana, sudah lama aku tidak
melihat wajahnya, sudah lama diriku tidak berceloteh dengannya.
mmm…IBu, tiga huruf yang terpatri dalam jiwa, yang selalu
meluruskan niat, memberi arah tuk ku melangkah
memberi semangat saat payah. Aku rindu
pada kalian.
Sejenak aku melihat
sebuah keluarga mini yang begitu sejuk di pandang mata, seorang bapak yang
sedang memakaikan peci kepada anak laki-lakinya seraya membetulkan lipatan
sarung yang dipakainya, sang ibupun sedang menyiram bunga dihalaman rumahnya.
Mereka berdua berpamitan untuk memenuhi panggilan tuhan..
Masjid Al-wustha, disinilah aku sering menghabiskan waktu
senjaku menunggu panggilan sang pencipta, melihat langit senja dari bawah
menara sambil mentakrir hafalanku.
‘’sudah wudhu nak ? (aku
tersentak) Tanya seorang ibu paruh baya padaku. ‘’Oh, belum buk,’’.ujarku. ‘’yuk, sebentar lagi azan ’’ kata sang ibu seraya pergi meninggalkanku.
Ibu marlina, panggilan akrabku padanya. Aku sering
melihatnya disini menghabiskan waktu magrib dan isya bersama para jamaah
perempuan lainnya.
Dan saatnya aku beranjak pergi dari tempat dudukku sekarang,
muazzin dengan lantang berkumandang dan akupun tidak ingin tertinggal darinya, karena
sajadah panjang telah menantiku.
@uncertainty,
Jeulingke 2011
Labels: Senja di Menara wustha 0 Comments
Subscribe to:
Posts (Atom)
Follow Us
Jejak Jawara Slideshow: Dewi’s trip from Medan, Sumatra, Indonesia to 4 cities Seoul, Palembang, Banda Aceh and Seol-dong (near Janghowon, Korea Selatan) was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.
Recent Comments