THE SALTY COFFEE
Posted by : Unknown
on 4:19 PM
Laki-laki
itu datang ke sebuah pesta. Meskipun penampilannya tidak jauh
berbeda
dengan penampilan laki-laki lain yang datang, namun kelihatannya
tidak
seorangpun yang tertarik padanya. Ia lalu memperhatikan seorang
gadis
yang dari tadi dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, ia
memberanikan
diri mengundang gadis itu untuk menemaninya minum kopi.
Karena
kelihatannya laki-laki itu menunjukkan sikap yang sopan, gadis
itupun
memenuhi undangannya. Mereka berdua kini duduk di sebuah warung
kopi.
Begitu gugupnya laki-laki itu hingga ia tidak tahu bagaimaan harus
memulai
sebuah percakapan.
Tiba-tiba
ia berkata kepada pelayan, "Dapatkah engkau memberiku sedikit
garam
untuk kopiku?" Setiap orang yang ada di sekitar mereka memandang
lelaki
itu keheranan. Wajahnya memerah seketika, tetapi ia tetap
memasukkan
garam itu ke dalam kopinya lalu kemudian meminumnya. Penuh rasa
ingin
tahu, gadis yang duduk di depannya bertanya, "Bagaimana kau bisa
mempunyai
hobi yang aneh ini?" Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku
masih
kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi
aku
tahu rasanya air laut, asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang,
setiap
kali aku meminum kopi asin ini, aku terkenang akan masa kecilku,
tentang
kampung halamanku, aku sangat merindukan kampung halamanku, aku merindukan
orang tuaku yang tetap hidup di sana." Ia mengatakan itu sambil berurai
air mata, kelihatannya ia sangat tersentuh.
Gadis
itu berpikir, "Apa yang diceritakan oleh laki-laki tersebut adalah
ungkapan
isi hatinya yang terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang
kerinduannya
akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah
dan
bertanggung jawab terhadap seisi rumahnya". Maka gadis itupun mulai
bercerita
tentang kampung halamannya yang jauh, masa kecilnya dan
keluarganya.
Merekapun
berpacaran. Gadis iu menemukan semua yang dia inginkan di dalam diri laki-laki
tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat
dan
penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, sehingga ia
selalu
merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia.
Setiap
kali, ia selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena ia tahu
suaminya
sangat menyukai kopi asin.
Sesudah
empat puluh tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan surat kepada
istrinya,
"Sayangku,
maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku hidup. Inilah
satu-satunya
kebohonganku padamu, yaitu tentang "kopi asin". Ingatkah
engkau
pertama kali kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku begitu gugup
untuk
memulai percakapan kita. Karena kegugupanku, aku akhirnya meminta
garam
padahal yang aku maksudkan adalah gula. Selama hidupku banyak kali
aku
mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang sebenarnya, sebagaimana aku telah
berjanji bahwa aku tidak akan pernah berbohong kepadamu untuk apapun juga.
Tetapi aku tidak sanggup mengatakannya. Kini aku sudah mati, aku tidak takut
lagi, maka aku memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini kepadamu bahwa aku
tidak suka kopi asin. Rasanya aneh dan tidak enak.
Selama
hidupku aku baru meminum kopi asin sejak aku mengenalmu. Meski
begitu,
aku tidak pernah menyesal untuk apapun yang aku lakukan untukmu.
Memiliki
engkau merupakan kebahagiaan terbesar yang pernah aku miliki
selama
hidupku. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, aku tetap ingin
mengenalmu
dan memilikimu selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin lagi".
Air
mata wanita itu membasahi surat yang dibacanya. Suatu hari seseorang
bertanya
kepadanya, "Bagaimana rasanya kopi asin itu?" "Sangat
enak",
jawabnya.
============================
Kita
selalu berpikir bahwa kita sudah mengenal pasangan kita lebih dari
orang
lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja ada hal-hal tertentu yang
tidak
kita ketahui di mana pasangan kita telah rela meminum "kopi asin"
(salty
coffee) dengan membuang ego, kesombongan, kesenangan dan hobinya
untuk
menjaga keharmonisan hubungan kita dengannya. Ya, begitulah caranya
mengasihi
dan mencintai. Bukan menuntut, tetapi berkorban. "Janganlah
tiap-tiap
orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi
kepentingan
orang lain juga".
Membuang
kebencian dan mengasihi lebih lagi, menyebabkan rasa garam lebih enak daripada
rasa gula.
Labels:
Coretan yoora
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Follow Us
Jejak Jawara Slideshow: Dewi’s trip from Medan, Sumatra, Indonesia to 4 cities Seoul, Palembang, Banda Aceh and Seol-dong (near Janghowon, Korea Selatan) was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.