--------------------------------------------- 
---------------------------------------------

Ada dua tujuan mengapa seseorang saling dipertemukan di persimpangan kehidupannya, sebagai anugerah pengusir sepi atau hanya sebagai penguji ketegaran hati.





Perihal menunggu tak ada sedikitpun yang mengasyikkan, apalagi yang ditunggu belum pasti memberikan kepastiannya.  Sama hal nya dengan menunggu pengumuman diterima atau tidaknya beasiswa master yang sudah ku apply. Perihal menunggu terkadang membuat kita menjadi sosok yang begitu aneh, asing bagi diri sendiri, dan kerap kali membayangkan hal-hal bodoh yang bisa meruntuhkan kepercayaan. 
Pada tiap-tiap kenyataan yang tak bisa dipungkiri, menunggu terkadang membutuhkan logika. Itu sebabnya diciptakan patah hati. Agar kita tidak terlena dan menjadi semakin tak waras. 
Saat yang ditunggu ternyata tak kunjung jua datang tak bisa diharapkan dan tak juga memberi kepastian, yakinlah! meski meyakini diri itu tak mudah, meyakini diri bahwa dibalik penantian panjangmu itu akan menghadirkan yang  terbaik.
Saat keadaan tak berpihak padamu bukan berarti hidupmu telah berakhir, tuhan memberimu kegagalan dalam suatu hal itu agar kau bisa belajar memahami arti tujuan hidup sebenarnya. Barangkali, kerap diri  mengabaikan rasa syukur, takdir terus mencatat narasinya sendiri yang sebenarnya tidak bisa diejawantahkan, namun kita tak akan berdiam diri menunggu saja tanpa berbuat toh. 
Sesekali melihat daun-daun ranggas itu perlu, dalam keheningannya ia tak pernah sendirian meski ada yang menganggapnya sampah lalu membakarnya namun ia senantiasa bersama-sama pada hal-hal yang menjadikannya terpuruk sekalipun.
 
 “Sesekali nikmatilah pekat pahitnya ampas kopi, agar kelak kau tahu bahwa yang manis kadang meninggalkan pahit” sepenggal bait puisi favorit

Sincerely
me~